Untuk mengatasi krisis ini, kita memerlukan solusi berani yang menjawab besarnya permasalahan. Dengan menerapkan perpajakan progresif, memberikan insentif pada konversi properti investasi, dan memperkenalkan peraturan anti-spekulasi, terdapat jalan untuk merevolusi pasar perumahan dan mewujudkan perumahan yang terjangkau bagi semua orang. Namun hal ini akan memerlukan perubahan mendasar, tidak nyaman dan tidak populer. Perbaikan plester dan perubahan kecil pada kebijakan tidak akan menyelesaikan permasalahan ini.
Solusi paling langsung adalah pajak progresif yang tinggi atas apresiasi nilai properti investasi – dan pendapatan yang dihasilkannya – hingga 50%. Pajak ini akan menyasar spekulasi properti yang telah meningkatkan biaya perumahan dan membuat seluruh generasi tidak memiliki rumah. Menerapkan hal ini secara mendasar akan membentuk kembali pasar perumahan, menghambat finansialisasi dan mendorong rumah untuk ditinggali dibandingkan ditimbun demi keuntungan.
Berdasarkan proposal ini, “properti investasi” didefinisikan sebagai properti hunian apa pun yang tidak berfungsi sebagai tempat tinggal utama tunggal pemiliknya. Tarif pajak meningkat berdasarkan nilai properti atau jumlah properti yang dimiliki, dengan kisaran mulai dari 10% untuk properti yang bernilai hingga $250.000 hingga 50% untuk properti yang bernilai lebih dari $1.000.000. Pajak tersebut akan dipungut setiap tahun, sehingga berpotensi menurunkan kepemilikan properti spekulatif, meningkatkan ketersediaan perumahan, dan menghasilkan pendapatan untuk inisiatif perumahan yang terjangkau.
Pesannya jelas: perumahan adalah hak asasi manusia bagi semua orang, bukan komoditas yang diperdagangkan oleh orang kaya. Dana yang dihimpun melalui pajak ini dapat bersifat transformatif – miliaran dolar diinvestasikan pada perumahan yang terjangkau, mengatasi tuna wisma, dan dana perwalian masyarakat untuk menjaga perumahan tetap terjangkau.
Selain pajak progresif atas properti investasi, kami dapat mendorong pemilik properti untuk mengubah lahan mereka menjadi rumah yang terjangkau oleh masyarakat. Tunjangan finansial, seperti keringanan pajak atau subsidi tunai langsung, dapat memberikan manfaat bagi pemilik untuk menggunakan kembali properti mereka. Mereka menerima pengurangan biaya sewa sebagai imbalan atas pembebasan pajak baru. Dan kita dapat mengambil langkah lebih jauh dengan mempromosikan cara hidup alternatif yang membangun komunitas yang lebih kuat, seperti perwalian tanah komunitas, perumahan bersama, dan perumahan kooperatif.
Ini bukan sekadar kata kunci; mereka adalah model yang terbukti membuat perumahan lebih berkelanjutan dan berfokus pada masyarakat. Dengan menciptakan kemitraan antara sektor publik dan swasta, kita dapat mengumpulkan sumber daya untuk mempercepat konversi properti kosong atau kurang dimanfaatkan menjadi rumah terjangkau. Pendekatan kolaboratif akan mempermudah dan memberikan manfaat bagi semua orang yang terlibat, mulai dari pemilik properti hingga penghuni masa depan.